Menjelang tahun baru imlek, kita sering mendengar orang berkata : “Eh, sudah mau konyan nih !” atau “Sebentar lagu konyang, sudah siap-siap belom?”,
“Keluargamu masih konyan tidak ?” atau “Konyang mao gimana?” dan sebagainya.
Konyan adalah diafek dari kata guonian, yang diartikan sebagai “Merayakan Tahun Baru” dan khususnya ditujukan untuk merayakan tahun baru imlek.
Ada dongeng menarik di balik kata guo nien ini.
Konon pada jaman dahulu kala, ada suatu monster yang mengerikan bernama “Nian”. Ia sangat besar, jelek dan menakutkan. Semua orang sanget ketakutan. Kemudian, Dewa di langit menangkapnya dan mengurungnya, tidak membiarkannya keluar sembarang waktu.
Dewa hanya membiarkannya keluar satu kali pada tanggal 30 bulan ke duabelas.
Kemudian, orang-orang mengetahui bahwa “Nian” ini takut akan tiga hal. Ia takut pada warna merah, suara yang bising atau ramai dan cahay yang terang benderang. Oleh karena itu, beberapa hari sebelum tanggla 30 bulan ke duabelas, orang-orang menempelkan kertas-kertas merah di depan pintu, dan mempersiapkan banyak petasan serta lampion.
Begitu tiba tanggal 30 bulan 12, hari sang “Nian” boleh keluar, orang-orang tidak henti-hentinya menyalakan petasan dan sepanjang malam mereka menyalakan lampion. Ketika “Nian” datang untuk mencari makan, begitu dilihatnya terang dimana mana, merah dimana mana, bahkan terdengar suara petasan yang begitu bising, ia terkejut dan kembali pulang. Sejak saat itu “Nian” tidak ada lagi.
Meskipun “Nian” tidak ada lagi, tapi kebiasaan “konyan” ( melewati nian ) masih terus ada sampai sekarang. Orang orang bersiap sipa merayakan tahun baru, sejak dini membeli berbagai macam hiasan warna merah, lukisan-lukisan gantung bewarna merah, dan lampion berwarna merah, dan lampion merah. Di beberapa tempat yang mengijinkan penyalaan petasan, orang juga membeli petasan.
Sampi pada tanggal 30 bulan ke dua belas malam, orang-orang makan bersama sama, menyalakan petasan dan lampion. Ramai sekali.
DI Cina bagian utara, masih ada sebuah kebiasaan, yaitu makan pangsit. Di Indonesia, karena tidak boleh menyalakan petasan, orang-orang biasanya menyalakan kembang api.
No comments:
Post a Comment