Orang Tionghoa berasal dari mana, siapakah leluhurnya, dari dongeng masa silam yang jauh, dari legenda tiga raja
Pada era tahun 30an abad 20, ditemukan “manusia Peking” di Zhou Kou Dian-Beijing yang oleh para ilmuwan dianggap sebagai leluhur umat manusia, maka jadilah seluruh orang Tionghoa keturunan “manusia Peking” tersebut yang 5 sampai 600.000 tahun yang lampau turun dari pohon, berhasil mempelajari berjalan dengan badan tegak dan di saat kelaparan meng-kanibal daging dan otak serta sumsum sesama jenis manusia lainnya. Untungnya ditemukan lagi bahwa di dalam mata rantai fosil umat manusia zaman kuno Tiongkok, terdapat sebuah missing link yang besar, yakni salah satu masa tidak terdapat fosil manusia, jadi “manusia Peking” yang menghebohkan dunia sama sekali tidak memiliki keturunan yang berlangsung hingga sekarang, dengan orang Tionghoa tidak lagi bisa dikait-kaitkan.
Pada 1987, “Weekly News” –AS telah memuat sebuah berita sensasional, ilmuwan meneliti DNA memperoleh sebuah kesimpulan – “Hawa” leluhur umat manusia berada di Afrika dan dipublikasikan: “Kita semua memiliki seorang nenek Afrika yang pernah hidup pada 150.000 tahun yll, dan manusia zaman sekarang semuanya adalah keturunannya.” Pada cover majalah tersebut dimuat seseorang yang disebut “Hawa” yang berkulit hitam dan setengah telanjang sedang memberikan sebuah apel kepada Adam yang berkulit hitam pula. Keturunan “Nenek Afrika” tadi setelah keluar dari Afrika, lahirlah kita-kita ini.
Para pakar genetika Tiongkok selanjutnya mengatakan, para leluhur yang berasal dari Afrika, semenjak 40.000 tahun yang silam sesudah memasuki wilayah Tiongkok, jalan – berhenti – berkumpul – terpisah, demikianlah lambat laun dalam perjalanan waktu berubah menjadi berbagai suku bangsa Tionghoa. Dengan kata lain, orang Tionghoa berkulit kuning zaman sekarang, semuanya merupakan keturunan orang berkulit hitam Afrika yang telah bermetamorfosa, sewaktu mereka di dalam perjalanan nan panjang dari zaman primitif ke peradaban, para cucu-cicit tersebut telah berubah menjadi jenis manusia yang lain.
Dikatakan bahwa asal usul manusia adalah melalui evolusi dari makhluk primata (nenek moyang monyet) telah menimbulkan pro-kontra, orang Tiongkokpun sama saja sulit menerima “nenek Afrika” yang tak jelas juntrungannya. Sedangkan yang diketahui setiap keluarga dan telah diwariskan turun temurun, sesudah awal penciptaan dimana dunia masih berada dalam keadaan chaos, orang Tionghoa memiliki seorang ibu pertiwi: “Nu Wa 女媧”, yakni seorang dewi yang konon tinggal di gunung Kun Lun (di wilayah barat laut Tiongkok), Ia menggunakan tanah liat (kuning) untuk mencipta melalui membentuk bangsa kulit kuning yang paling dini di wilayah timur, memberikan kepadanya kulit kuning yang tak berubah selamanya dan menetapkan tata susila pernikahan serta memperpanjang jiwa umat manusia, ia adalah dewi leluhur suku bangsa Tionghoa.
Akan tetapi di balik “
Dipikir lebih mendalam, semestinya bukanlah suatu kebetulan, dewasa ini, abad 21, pertunjukan “Shen Yun Divine Performing Arts” yang menggemparkan dunia, dengan musik, tarian dan nyanyian, busana dan layar, corak warna dan lighting yang demikian indah absolut, mempertontonkan kondisi surga dewata dan makhluk tinggi alam semesta, di dalam lingkup awan dan atmosfer yang menentramkan, kita dipersilakan menyaksikan dengan mata kepala sendiri asal usul peradaban Tionghoa, masa lampau dan masa depan orang Tionghoa serta dengan riel menyelami tema mendalam seperti “reinkarnasi”, “penyelamatan”, “welas asih”, “suci”.
”Maha pintu surga terbuka lebar pada suatu masa silam yang amat sangat jauh, ada berapa orang datang dan tinggal berapa orang berhasil balik. ”.
Orang Tionghoa berasal dari mana, umat manusia berasal dari mana, bakal kemana? Misteri maha sulit terungkapkan ini, setelah melalui menonton Shen Yun DPA, Anda akan memperoleh inspirasi dan jawabannya. (Epochtimes/Whs)
No comments:
Post a Comment